Buta Cakil tokoh raksasa dalam dunia pewayangan,
khususnya pada Wayang Purwa. Meskipun Cakil bukan termasuk raksasa yang
berukuran tubuh besar, bentuk penampilannya mudah dikenali. Rahang bawahnya menonjol
panjang ke depan dengan satu gigi bawah mencuat panjang ke atas. Matanya selalu
mengeriyip, agak memicing.. Tokoh ini merupakan inovasi Jawa dan
tidak dapat ditemui di India.
Dalam sebuah pertunjukan
wayang, Cakil selalu berhadapan dengan Arjunaataupun
tokoh satria yang baru turun gunung dalam adegan Perang Kembang. Tokoh
ini hanya merupakan tokoh humoristis saja yang tidak serius namun sebenarnya
Cakil adalah perlambang tokoh yang pantang menyerah dan selalu berjuang hingga
titik darah penghabisan karena dalam perang kembang tersebut Cakil selalu tewas
karena kerisnya sendiri. Selain itu warna suaranya juga khas, seperti
suara orang tercekik, nadanya tinggi, berbeda dengan suara raksasa pada umumnya
yang bernada rendah dan lantang. Hampir dalam setiap lakon ia muncul sebagai
‘komandan’ pasukan raksasa yang bertugas menjaga atau tapal batas kerajaan
tertentu, Namun, dalam beberapa lakon tertentu Cakil juga tampil dengan peran
menonjol.
Cakil
muncul dalam lakon-lakon wayang dengan berbagai nama, antara lain Ditya Kala
Gendir Penjalin, Ditya Kala Carang Aking, Kala Klantang Mimis. Ki Dalang
kadang-kadang bahkan menciptakan nama baru bagi tokoh ini. Ia merupakan satu-satunya
raksasa yang bersenjata keris, bukan satu tetapi dua, kadang-kadang tiga,
tetapi selalu mati tertusuk kerisnya sendiri.
Referensi:
1.https://id.wikipedia.org/wiki/Cakil
2. wayangindonesia.web.id/cakil.wayang.
Komentar
Posting Komentar